Berakhir

 

Selama hidup, gue sudah seringkali jumpa dengan yang namanya “Perpisahan”. Dari mulai perpisahan dengan kawan-kawan TK, SD, SMP, hingga SMA. Memang kalau boleh jujur, gue benci banget dengen perpisahan. Karena setelah berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun gue bergumul dengan teman sebaya yang awalnya mungkin tidak dekat, tapi karena waktu dan momen kebersamaan yang pada akhirnya menjadi tali perekat diantara kita. Dan kedekatan itu seakan membentuk sebuah zona kenyamanan yang gue pun sebenarnya ingin menetap lama tanpa sedikitpun terbesit pikiran untuk keluar.

Tapi suka nggak suka, inilah hidup. Kita tak selamanya ada, dan waktu tak selamanya sama. Semua akan berubah, berhenti, atau bahkan tiada. Meski ada keinginan untuk hidup terus dalam sebuah momentum, tapi itu adalah keniscayaan. Dan percayalah, kita gak akan pernah bisa lepas dari yang namanya akhir. Karena disetiap yang berawal pasti akan berakhir, dan segala sesuatu yang berakhir akan menjadi sebuah awal yang baru.

Momen terbaik gue ditahun ini adalah keikutsertaan gue dalam kampus mengajar. Benar-benar terbaik kalau boleh jujur. Gue berhasil melepaskan dahaga setelah kurang lebih 2 tahun tidak dapat beraktivitas bebas seperti sebelum pandemi. Dan Kampus Mengajar seakan menjadi obat dari segalanya. Kini 4 bulan telah belalu sejak pengumuman penerimaan itu, berbagai peristiwa telah dilalui bersama Kampus Mengajar. Pengalaman baik buruk telah direngkuh. Dan pertemanan diantara kita makin erat setiap harinya.

Lagi-lagi, ini soal waktu dan keadaan, yang mungkin tak pernah diharapkan siapapun. Semua program kerja yang telah dirancang sedari awal sudah rampung terlaksana. Waktu penugasan pun terbilang hanya tinggal menghitung hari, sebelum semuanya berakhir. Dua opsi telah siap menunggu dipenghujung nanti, mau berlarut-larut dalam mengenang kenangan indah ini, atau segera mencari dermaga yang baru?

Tapi tak apa. Siapapun pasti pernah melalui momen ini. Berhentilah sejenak untuk sekadar menikmati dan mengenang segala kejadian indah, dan merutuki momen-momen terburuk. Setelahnya mulai sesuatu yang baru, cari dermaga lain, dan buatlah momen terbaik lagi. Karena kalau dipikir-pikir, hidup ini bukan untuk menetap, tapi hanya sementara untuk singgah. Karenanya persinggahan bukanlah suatu yang asing. Tetap semangat dalam menjalani hidup yang penuh dengan ketidakpastian.

Komentar

Postingan Populer