Hilang Healing
Meski sedang dalam keadaan yang kurang baik, tanggung jawab tidak bisa dilepaskan begitu saja. Karena ada tujuan yang harus dicapai, harapan yang harus direngkuh, dan janji yang harus ditunaikan. Maret berganti April, April berganti Mei, dan Mei berganti Juni. Kini, semua telah usai. Tujuan untuk membantu pendidikan Indonesia telah tercapai, meski hasil dari segalanya belum maksimal. Harapan? Anak-anak disekolah dasar sumringah dengan senyuman merekah dan tatapan binary menyambut dan melepas kepergian kami. Juga segala tanggung jawab yang diamanahkan telah ditunaikan dengan baik. 4 Bulan yang penuh dengan segala keriuhan, kecemasan, kebahagiaan, kepedihan, kekesalan, dan segala bentuk emosi lainnya telah berlalu.
Tak ada salahnya untuk sedikit memberikan reward untuk tubuh yang selalu dilanda kesibukkan. Remuk rasanya setelah tau 4 bulan berlalu tanpa rekreasi. Hanya bersitatap dengan tugas dan beradu dengan pikiran-pikiran yang membingungkan. Sebuah perjalanan dekat yang bisa ditempuh dengan sepeda motor selama 1 jam, aku dan kawan-kawan seperjuangan sambangi dengan ekspektasi yang tinggi. Berendam di sebuah air terjun, yang konon katanya bisa mengembalikan kesegaran untuk tubuh, pikiran, dan hati seperti sedia kala.
Masing-masing harus mengeluarkan uang kurang lebih Rp 20.000 untuk mendapatkan segala fasilitas didalam sana. Pemandangan barisan kebun teh yang berjajar rapih dan pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi, sedikit mampu memberikan kesejukan untuk hati yang penat dan mata yang sayu. Terlebih suasana disana cukup hening. Hanya terdapat beberapa orang yang sedang berkemah, dan berjalan menuju air terjun.
Orang-orang menyebut mata air ini sebagai, Curug Layung. Berjalan kaki sejauh 300 m seharusnya tidak melelahkan jika dijalan setapak tanpa ada hambatan tanjakan atau turunan. Tapi inilah yang aku temui, turunan dengan anak tangga yang cukup banyak ditambah dengan jarak masing-masing anak tangga yang cukup jauh. Namun, tak apa. Bukankah untuk menggapai sesuatu harus dilalui dengan banyak rintangan?
Hanya saja, harapan yang sedari awal telah membumbung tinggi, dibuat jatuh meski tidak sampai terlalu dalam. Mata air yang aku harapkan begitu jernih dengan air yang membiru tidak aku temukan disana. Airnya cukup keruh, entah karena musim hujan atau akibat kehadiran banyak orang disana. Tapi tak apa, aku masih bisa berendam yang merasakan sensasi kesejukan disana. Suara air yang menderu berhasil mengembalikan kedamaikan hati, dan kesegaran mata. Serasa aku kembali hidup untuk yang kedua kalinya.
Sebuah perjalanan memang tidak akan pernah baik-baik saja. Sedikit atau banyak hambatan adalah kepastian, dan akan kita jumpai. Karena itu rehat bukanlah solusi yang buruk, malah akan membantu untuk memberikan yang terbaik kelak.
Komentar
Posting Komentar