EMOSI

Warung kopi dengan luas 4x4 m2 itu penuh dengan kepulan asap. Karena hampir dari setiap yang berada disana mengapit sebuah sebuah rokok. Macam-macam gorengan telah tersedia dan baru saja diangkat dari kuali berisi minyak panas. Aku mengambil satu bala-bala dengan saus kental tidak berasa ala setiap warung kopi untuk menemani obrolan. Mungkin ini kali pertama sejak beberapa waktu yang cukup lama, tidak ada reuni dengan teman semasa SMA. Segalanya telah berubah, mulai dari style, pemikiran, obrolan, hingga hobby.

Malam semakin matang, gelas kopi hanya tinggal menyisakkan ampasnya, dan bungkus rokok semakin berkurang isinya. Meski begitu obrolan terus berlanjut. Sesekali ceng-cengan dilempar kepada seorang teman. Mengundang gelak tawa seisi warkop juga reaksi yang tampak sedikir kesal dari yang di cengin.

“Bercanda busehh, emosian banget lu jadi bocah” Ucap salah seorang teman.

Mendengar ucapan tersebut, aku jadi berfikir, apakah emosi selalu direpresentasikan ketika seseorang sedang marah saja? Bukankah emosi itu banyak jenisnya?

Seorang psikolog kelahiran Washington D.C bernama Paul Ekman merupakan perintis dalam studi emosi dan hubungannya dengan ekspresi wajah. Sebelum membahas lebih jauh perihal jenis-jenis emosi, dalam Psikologi, emosi merupakan respons terhadap suatu kejadian yang menimpa kita. Misalnya ketika seorang teman tidak terima atas umpatan-umpatan atau ceng-cengan, yang diutarakan oleh seorang teman, boleh jadi respons terhadap hal tersebut menghasilkan kemarahan dari seorang teman.

Menurut Paul Ekman, manusia memiliki 6 emosi dasar yang disebabkan oleh alasan tertentu.

·         Marah : Bisa dikatakan bahwa marah merupakan emosi yang bahaya. Meski begitu emosi marah juga manusiawi. Siapapun sebenarnya tidak baik melarang seseorang untuk marah, karena ketika seseorag memendam amarah malah akan menimbulkan gangguan kecemasan. Yang jelas, marah itu diperbolehkan, asal seseorang tau bagaimana cara mengekspesikan marah itu dengan baik.

·         Jijik : Emosi jijik dipicu oleh bau, penampilan, atau tekstur tertentu. Ketika manusia merasa jijik, respon yang biasanya diberikan adalah dengan menjauhi objek atau sesuatu yang membuatnya merasa jijik.

·         Takut : Takut muncul ketika manusia mencoba mengantisipasi sesuatu yang sedang mengancam. Takut juga merupakan emosi yang tidak menyenangkan, karena pola pikir manusia berperan aktif dalam emosi ini.

·         Bahagia : Bahagia adalah emosi yang paling diharapkan oleh banyak orang. Emosi ini bisa muncul dari merespon banyak hal yang bersifat menyenangkan.

·         Sedih : Sedih merupakan emosi yang bisa bertahan dalam periode yang Panjang. Paul Ekman juga menganggap emosi sedih menyebabkan manusia menjadi pasif. Karena ketika sedih segalanya menjadi hambar dan tidak menarik untuk dilakukan.

·         Terkejut : Terkejut adalah emosi yang terjadi dalam durasi tersingkat. Emosi ini menimbulkan reaksi kaget atau deg-degan.

Waktu telah membawa kelain hari, pukul 00.31. Kantuk menyerang siapapun disana. Segelas kopi hitam tak membuat mata terjaga semalaman. Masing-masing secara bergantian tos-tosan isyarat pamit lebih dulu. Hingga tiba pada saatnya aku pamit dengan yang lainnya. Depok kian lenggang kala menuju pagi. Hanya beberapa pengandara yang terlihat berlalu-lalang, tidak seramai kala siang. Sembari menembus dinginnya jalan bersama si oren, ingatan tentang seorang teman perihal emosi tadi membawaku pada penjelasan yang komprehensif. Bahwa emosi itu bukan hanya tentang marah saja, melainkan lebih dari pada itu.

Setelah dipikir-pikir, emosi juga sebenarnya baik keberadaannya dalam tubuh manusia. Karena dengan adanya emosi manusia akan merasa terbantu dalam memberikan makna pada setiap peristiwa yang dialami. Semisal kenangan obrolan dan gurauan sewaktu diwarkop tadi.

 

 

Komentar

Postingan Populer