Titik

 

Segalanya akan kembali pada satu titik, kosong. Iya, kosong, menyeramkan bukan? Setelah bersusah payah mengejar asa, berkelahi dengan waktu, hingga menganggapai puncak, namun harus menerima kenyataan bahwa ia akan berkubang dengan kekosongan. Sebuah ruang hampa yang tak memberikan cahaya sedikitpun, kedap suara, dan tidak ada siapa-siapa. Ia akan berteman dengan kesendirian sampai menjumpai pintu berikutnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, gue telah menjumpai beberapa pintu yang menawarkan kebahagiaan dalam waktu yang sangat singkat, hingga beberapa kali gue harus terjembab pada satu titik, yang mengahruskan gue bersenang-senang dengan kesendirian, padahal itu sangat menyakitkan. Bagai menikmati pesta dengan segala keriuhan gelak tawa, denting gelas yang beradu, dan suara musik yang tak berujung. Namun semua kemeriahan yang bersifat sementara itu, akan terganti dengan lampu yang temaram berujung padam, ruang kosong yang hampa, dan kesendirian.

Jika boleh menarik diri kembali ke belakang, rasanya alangkah indah menikmati hari-hari yang kerap dipenuhi gelak tawa dan sesekali menyicipi getir pahit dunia kerja. Memamg iperlakukan semena-mena, melakukan pekerjaan di luar Job desk, hingga rela merogoh kocek dari kantong sendiri adalah kepastian. Tapi tak apa, asalkan tidak melewati peristiwa pahit itu dengan seorang diri. Tetap berpegang tangan dan kompak menghadapi segala tantangan bersama kawan.

Seperti yang seringkali diucap oleh orang bijak, bukankah hidup ini adalah perjalanan? Bukankah hidup ini bersifat sementara? Dan bukankah roda kehidupan akan selalu berputar? Ya hidup ini adalah perjalanan, siapapun akan terus berjalan, menjumpai hari-hari yang dipenuhi oleh banyak kejadian dan kelak akan berhenti pada suatu titik yang pasti. Karenanya hidup ini bersifat sementara, kebahagiaan tidak akan selalu membersamai, begitu juga dengan kepedihan. Dari semua itu, kuncinya adalah bersyukur dan tetap bersabar. Siapapun tak akan pernah tau, kapan dia bergelimang harta atau meringis tak punya uang, tertawa bahagia atau menangis tersedu-sedu.

Karenanya, segala perjalanan dalam hidup akan kembali pada suatu titik. Dan siapapun tak akan pernah tau, kapan hal tersebut akan terjadi.

 

Komentar

Postingan Populer