Rendah
Tak selamanya seseorang hebat, tak selamanya seseorang kuat. Ada kalanya ia akan jatuh tersungkur dan takluk oleh keadaan. Lihat saja, Adolf Hitler misalnya, pemimpin partai Nazi yang menguasai Jerman sekitaran 1930-an. Ia begitu Berjaya, sampai-sampai menganggap rasnya lah yang terbaik sedangkah yang lain rendah. Belum lagi soal ambisinya untuk menguasai dunia, hingga menjadi dalang dari Holocaust (Genosida terhadap kira-kira 6 juta orang Yahudi). Tapi pada akhirnya, ia kalah. Ia dibuat muntah oleh serangan balik sekutu. Jerman kacau balau kala itu, Partai Nazi seketika musnah, dan Hitler kematiannya masih menjadi misteri. Hal ini menjadi bukti, kehebatan, kekuatan, atau semacamnya tidak bertahan lama.
Kita seringkali self proclaimed, bahwa kita pintar dalam satu hal, menguasai bidang tertentu, sampai-sampai menganggap orang lain tidak lebih pintar dari kita. Padahal itu adalah mindset yang salah. Memang setiap orang telah dianugrahi kepintaran oleh Tuhan dalam hal yang berbeda-beda. Mungkin seseorang menyukai sejarah, yang lain menyukai bahasa, tapi dengan memiliki kepintaran tersebut, bukan berarti kita boleh oleh self proclaimed bahwa kita lebih pintar dari dia. Tidak. Bahkan ada ungkapan keren yang sering dianut anak muda saat ini, “Kalau dia bisa, kenapa kita harus bisa juga?”
Coba bukalah mata mu, dunia ini bukan hanya sekitaran sircle mu saja, dunia jauh lebih besar dari pada itu. Aku pun sesekali pernah berfikir bahwa aku cukup menguasai satu bidang tertentu, tapi nyatanya aku bukanlah apa-apa. Kemarin, rapat kerja organisasi intra terbesar di kampus dilaksanakan. Orang-orang hebat dari masing-masing jurusan dipertemukan oleh visi dan misi yang sama. Masing-masing terbagi dalam beberapa kementrian yang memiliki tupoksi yang berbeda. Pemaparan rancangan program kerja berlangsung cukup lama. Lebih dari 5 jam mungkin. Dari situ aku melihat, bahwa aku rendah.
Orang-orang hebat silih berganti memaparkan rancangan program kerja dihadapan banyak anggota yang lain. Sesekali mereka menjawab pertanyaan dengan cerdas, dan mampu mempertahankan argument dengan baik. Pikiran bahwa aku cukup menguasai bidang tertentu pudar dan runtuh begitu saja. Ternyata di atas langit, masih ada langit lagi. Tapi gapapa, hakikat manusia itu adalah belajar dan gak ada kata terlambat untuk belajar. Mungkin kesempatan untuk bergabung bersama organisasi ini bisa menjadi tempat untuk berproses dan mengembangkan diri.
Komentar
Posting Komentar