Pergi
Menjemput pagi dengan harap yang tak pernah terjadi
Ditemani secangkir kopi hitam, sepasang mata menatap cemas langit yang kian mendung
Awan hitam mengepung, bersiap memuntahkan rinai
Mengusir yang berjalan tanpa alas, membiarkannya pergi menatap perantauan
Jauh, jauh sangat. Di ujung barat sana dia akan mengaduh pada langit
Mengucapkan mantra-mantra hebat
Agar tak ada tangis selama prosesi perwujudan mimpi
Ia bahkan terlihat terlalu siap,
Sampai rela meninggalkan secarik hati dirumah seorang diri
Sehingga aku terlampau benci membangunkannya menjelang detik kepergian
Aku tak siap, melambaikan tangan sembari berucap selamat tinggal
Itu sungguh menyakitkan, memandang hari yang penuh dengan sepi
Tak ada lagi kamu hari ini, esok, dan lima bulan kedepan
Kamu lenyap terbakar mimpi, dan aku gugur digerayangi sepi
Komentar
Posting Komentar