Sama Mood Aja Kalah, Gimana Sama Kerasnya Kehidupan
Rebahan dikasur empuk sambil nonton Netflix di minggu pagi adalaha anugerah yang tak terelakan. Selepas bertarung seminggu penuh dengan rutinitas yang super sibuk dan tugas yang menumpuk. Aku pikir refresing sesekali dengan menonton Netflix dan rebahan its okay. Hitung-hitung sebagai istirahat dan me recharge tubuh agar kembali pulih. Hanya saja kenyamanan ini terkadang bagai candu. Bikin nagih untuk terus rebahan sampai batas waktu yang tak ditentukan. Sehingga seringkali mendikte mood untuk tidak melakukan apa-apa.
Mood atau suasana hati merupakan faktor penentu seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak. Seringkali mood mempengaruhi seseorang untuk bekerja jauh lebih keras. Sebaliknya, mood pun bisa memengaruhi seseorang untuk tidak melakukan apa-apa. Kalo boleh jujur alasan “tidak mood” seringkali aku gunakan untuk menunda pekerjaan, berleha-leha, atau menghindar dari sesuatu. Padahal itu gak baik.
Hidup ini keras bos! Ketika lo gak punya kemampuan yang mumpuni dan mental yang kuat maka lo harus bersiap ditendang dari kesempatan atau tidak dilirik sekalipun. Karenanya kalo sama mood aja kalah, gimana sama kerasnya kehidupan? Memang sesekali merasa gak mood boleh saja, tetapi kalau terus merasa seperti itu, lo mau jadi apa? Percayalah dunia akan tutup mata, gak peduli sama lo yang terus-terusan merasa gak mood. Ingat, pekerjaan sejalannya waktu memang semakin banyak, tapi pelamar kerja jauh lebih banyak bos.
Kata Pandji Pragiwaksono, kunci untuk mengalahkan mood adalah dengan disiplin. Ia berkata, disiplin itu bukan mengkungkung, melainkan membebaskan. Coba semisal ketika lo terbiasa menulis sejak lama. Sehingga lo terbiasa menulis fiksi, berita, dan macam tulisan lainnya. Saat besar, hasil disiplin lo itu bisa terpakai untuk menulis dimedia, atau bekerja sebagai jurnalis. Tapi bagaimana jadinya jika lo ga terbiasa? Lo hanya akan diam termangu, menatap kawan-kawan yang berkembang jauh lebih pesat. Sedangkan lo? Masih asyik dengan dunia sendiri karena gak bisa melawan mood.
Ayo, lo masih punya waktu untuk berbenah. Gak ada kata terlambat selagi kita mau untuk bergerak. Ingat, jangan sampai faktor “mood” membuat lo tumbuh dengan penyesalan.
Komentar
Posting Komentar