Tatap Muka
Pandemi Covid-19 jahat sudah semakin mereda, kondisi menjadi jauh lebih baik. Gedung-gedung perkantoran telah kembali beroperasi sedari lama, jalan raya sudah ramai dipenuhi para pengendara, begitu juga dengan aktivitas pendidikan yang dilaksanakan seperti sedia kala, yakni pertemuan tatap muka. Hampir seluruh sekolah di Indonesia sudah menerapkan pembelajaran tatap muka, tapi untuk Kampus hanya beberapa yang menerapkannya karena alasan beberapa hal. Kabar baiknya, kampusku masuk kedalam daftar kampus yang sudah menerapkan pembelajaran tata muka.
Ditengah udara Bandung yang begitu dingin, aku berlarian dengan tergesa-gesa sambil menggendong tas ransel. Aku menoleh ke Handphone untuk memastikan bahwa sebentar lagi kelas akan dimulai. Makin panik aja rasanya aku, masa dihari pertama kuliah aku datang telat? Kan gak lucu! Beberapa mata menoleh ke arah du dengan tatapan yang aneh, “Ngapain pula ni anak olahraga dengan pakaian rapih?” Mungkin pikir mereka begitu. Tapi aku tidak peduli. Kondisi kampus memang terlihat sudah seperti sedia kala. Banyak mahasiswa yang berkeliaran, hilir mudik, dan memenuhi fakultas masing-masing.
Gedung Fakultas Bahasa terlihat sedikit berbeda sejak perkuliahan tatap muka terakhir 2 tahun silam. Beberapa tempat direnovasi menjadi lebih elok. Tapi selebihnya hmm ya sama aja. Sesampainya di dalam kelas, langsung ku hempasku tubuh lelah ini disalah satu kursi. Beruntung, meskipun seorang dosen telah berada dikelas, perkuliahan baru saja akan dimulai saat aku sampai. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini cukup banyak. Wajah-wajah yang tidak kutemui selama 2 tahun terakhir kembali nampak. Karenanya pertemuan tatap muka pertama ini tak ubahnya bagai reuni.
Perkuliahan berlangsung lancar. Dosen sudah mulai memberikan sedikit materi sebagai pemanasan. Tapi karena satu dan lain hal, kelas dibubarkan lebih cepat. Masing-masing kembali merapihkan buku yang berserakan diatas meja, dan memasukkannya kedalam tas. Kemudian satu per satu pergi meninggalkan ruangan. Memang pada akhirnya dahaga untuk kuliah tatap muka seperti dahulu kala sudah terbayarkan. Namun saat keluar kelas rasanya ya seperti gak ada yang istimewa aja gitu. Apalagi posisiku disini ga punya sircle. Jadi ya kuliah tak ubahnya bagai kursus yang selepas kelas, semua pergi dengan urusannya masing-masing.
Meski begitu, menyenangkan rasanya bisa kembali menjalani rutinitas kuliah tatap muka. Semoga ilmu yang disampaikan bisa jauh lebih menyerap dibandingkan kuliah online.
Komentar
Posting Komentar